Lintas Seni Menuju Satu

Ketika kita berbicara seni maka sebenarnya tidak ada batasan dan aturan dari sebuah konsep pertunjukan sebuah seni. Ini dibuktikan oleh sebuah event bertajuk "Lintas Seni Menuju Satu" dimana seorang pelukis bunyi "Haryo Wisanggeni" akan berkolaborasi dengan para musisi seperti : Agam Hamzah (Guitar), Adi Darmawan (Bass), Gzhoulla Barghawazd (Karinding), Angel.

Mau tau bagaimana proses mereka berkolaborasi menyelaraskan kesenian di dalam satu rangkaian seni yg bertajuk "Lintas Seni". Saksikan dan hadirilah aksi para Virtuoso2 ini di Paviliun 28 hari Sabtu, 27 Agustus 2016 jam 19.30 Malam.

Sound Of Senggigi

Sound of Senggigi 2016 is a Jazz and World Music festival event that promotes a concept of balancing the elements of nature, Music and Human. Combine of these three elements with an expectation that Art (Music) and Culture can be the connection tool for us to thank, care for and conserve nature and everything in it.  This first event will be held on senggigi beach, an icon of the well-known nature tourism in Lombok. Our mission as the event organizer of Sound of Senggigi 2016 is to revive the passion of Senggigi as well as to maintain its art and tradition, to preserve nature along the coastal area, to revitalize the economy of the community in Senggigi area, and to present a performance that not only fun but also inspirational.



Source : bandinikoffie.net

STEVE VAI's 'Modern Primitive' + 'Passion And Warfare 25th Anniversary Edition' Was Released

Legacy Recordings, the catalog division of Sony Music Entertainment, was released Steve Vai's "Modern Primitive / Passion And Warfare 25th Anniversary Edition", a celebratory 2CD collection of classic tracks and previously unreleased music, on Friday, June 24.
Steve Vai and Legacy Recordings are commemorating the 25th anniversary of "Passion And Warfare" with a special 2CD edition of the album which includes the first-ever release of Vai's "Modern Primitive" songs and recordings. Based on song sketches and works-in-progress penned and recorded by Vai following the release of "Flex-Able", his debut album, in January 1984, the music on "Modern Primitive" has been completed by Vai for release as a full album disc and the second CD is the bonus remastering of the "Passion And Warfare 25th Anniversary Edition".

"The music on 'Flex-Able' is so vastly different from 'Passion And Warfare', one could wonder if the same guy actually made both records," Steve writes in his liner notes for the collection. "'Modern Primitive' is the missing link between these two records. It's sort of Cro-Magnon Vai."

Newly remastered from the original analog tapes, the "Passion And Warfare 25th Anniversary Edition" disc includes, as bonus tracks, four previously unreleased recordings from the "Passion And Warfare" sessions.
"Modern Primitive / Passion And Warfare 25th Anniversary Edition" is being released as a 2CD physical collection while each disc will be available as a separate title on all digital platforms.
The 2CD "Modern Primitive / Passion And Warfare 25th Anniversary Edition" will be housed in a 4-panel soft-pack with a 20-page "Modern Primitive" booklet and a 24-panel "Passion And Warfare" poster fold.
In addition to the first-time release of his "lost" "Modern Primitive" music, composer/producer and electric guitar virtuoso Steve Vai will celebrate the 25th anniversary of his landmark album "Passion And Warfare" with a world tour starting on May 28 featuring — for the first time ever in concert — full performances of his groundbreaking instrumental rock masterpiece in its entirety.
"Performing this record from top to bottom (with some very special surprises in the works) is something I've always dreamed of doing," Vai said. "There are songs here I've never performed before, and I'm delighted that 25 years after its release, I feel as though my guitar chops are as much up to the task as ever before."



Often cited as one of the greatest and most influential instrumental rock guitar albums ever recorded, Vai's "Passion And Warfare" was originally released through Relativity/Epic in September 1990 and has been certified gold by the RIAA. Inspired by a series of dreams Vai had experienced as a young man, "Passion And Warfare" has been described by the artist as "Jimi Hendrix meets Jesus Christ at a party that Ben Hur threw for Mel Blanc." Recorded at The Mothership, Vai's home studio in the Hollywood Hills, "Passion And Warfare" includes the classic track "For The Love Of God", cited as one of the best solos of all time in a Guitar World magazine reader's poll.
"Modern Primitive / Passion And Warfare 25th Anniversary Edition" track listing
"Modern Primitive"
01. Bop!
02. Dark Matter
03. Mighty Messengers
04. The Lost Chord
05. Upanishads
06. Fast Note People
07. And We Are One
08. Never Forever
09. Lights Are On
10. No Pockets
11. Pink and Blows Over: Part 1
12. Pink and Blows Over: Part 2 (Mars Attack)
13. Pink and Blows Over: Part 3 (Jazzbo Paddle-foot)

"Passion and Warfare 25th Anniversary Edition"
01. Liberty
02. Erotic Nightmares
03. The Animal
04. Answers
05. The Riddle
06. Ballerina 12/24
07. For Love Of God
08. The Audience ls Listening
09. I Would Love To
10. Blue Powder
11. Greasy Kid's Stuff
12. Alien Water Kiss
13. Sisters
14. Love Secrets
15. Lovely Elixir (Bonus)
16. And We Are One (Solo #2) (Bonus)
17. As Above (Bonus)
18. So Below (Bonus)



Iwan Fals dan Oi

Tak banyak penyanyi Indonesia yang memiliki kharisma yang kuat. Salah satunya adalah Iwan Fals, penyanyi yang hari ini merayakan ulang tahunnya yang ke-51. Iwan Fals adalah nama panggungnya. Nama aslinya adalah Virgiawan Listanto yang lahir di Jakarta, 3 September 1961. Pada tahun-tahun terakhir, Iwan Fals sering mengeluarkan rilis ulang lagu-lagu lamanya, baik dengan aransemen asli maupun dengan aransemen ulang. Pada tahun-tahun terakhir ini pula Iwan Fals lebih banyak memilih berkolaborasi dengan musisi muda berbakat.

Banyak lagu Iwan Fals yang tidak dijual secara bebas. Lagu-lagu tersebut menjadi koleksi ekslusif para penggemarnya dan kebanyakan direkam secara live. Beberapa lagu Iwan Fals yang tidak dikomersialkan seperti lagu ‘Pulanglah’ yang didedikasikan khusus untuk almarhum Munir ternyata sangat digemari yang akhirnya direkam ulang dan dimasukkan ke dalam album “50:50" yang beredar di tahun 2007.

Para penggemar fanatik Iwan Fals bahkan mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 16 Agustus 1999 yang disebut Yayasan Orang Indonesia atau biasa dikenal dengan seruan Oi. Yayasan ini mewadahi aktivitas para penggemar Iwan Fals. Hingga sekarang kantor cabang Oi dapat ditemui setiap penjuru nusantara dan beberapa bahkan sampai ke manca negara.

Kelompok Oi adalah merupakan organisasi massa (ormas) yang awal mula berdirinya dari Fans Club seorang penyanyi legendaris Iwan Fals. Perkumpulan Iwan Fals sangat beragam namanya, seperti Iwan Fals Fans Club (IFFC), Fals Fans Club, Bocah Fals, Penganut Fals, namun secara umum perkumpulan penggemar Iwan Fals disebut Fals Mania (FAMA). Sejarah berdirinya Oi di Indonesia berawal dari keinginan Iwan Fals untuk bersilaturahim secara resmi dengan para penggemarnya.

Diawali dengan dibentuknya Yayasan Orang Indonesia (YOI) di Jakarta pada tanggal 7 Mei 1999 yang diketuai langsung oleh Iwan Fals. Dibentuknya YOI ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan Iwan Fals melihat banyak penggemarnya yang kurang mempunyai dasar ekonomi yang kuat. Iwan ingin “memberdayakan” mereka. Maka dari itu, Iwan pun mendirikan Yayasan Orang Indonesia dan minta Ma’mun jadi wakil ketua, Endi sekretaris, Yos bendahara.

Ini ternyata tak cukup,Iwan ingin melibatkan para penggemarnya langsung. Ide ini dibicarakan dengan Ma’mun, Yos, dan Endi. Hasilnya, mereka sepakat mengundang para penggemar Iwan Fals sebanyak kurang lebih 300 orang dari 23 provinsi untuk melaksanakan acara silaturahmi di kediaman Iwan Fals di Desa Leuwinanngung, Cimanggis, Bogor-Jawa Barat. 1 bulan sebelum acara YOI mempersiapkan acara tersebut dengan merekrut tidak kurang dari 100 orang warga kampung setempat untuk menjadi panitia, mereka bergotong royong membangun 20 MCK permanen, serta mendirikan 2 buah tenda raksasa berukuran 600 meter persegi untuk tidur, selain itu disiapkan nasi bungkus, dan dicarikan sponsor perusahaan air mineral. Sedikitnya, untuk persiapan acara ini YOI menghabiskan dana sekitar 30 juta. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 15-17 Agustus 1999, dan acara ini disebut Silaturahmi Oi 99.



Iwan Fals adalah salah satu pendiri yang memberikan nama “Oi”. “Oi” bukan berupa singkatan, melainkan hanya sebuah seruan atau ajakan untuk berkumpul. Pada malam menyambut 17 Agustus dilantik pengurus Oi Pusat yang dilakukan oleh Iwan Fals sendiri. Ia melantik istrinya Yos sebagai bendahara umum Oi. Titin sebagai sekretaris Oi, dan Kresnowati sebagai ketua umum Oi sementara menunggu Musyawarah Nasional (Munas) Oi tahun 2000. Selama kurang lebih dua hari dua malam, ada beberapa hal penting yang berhasil dirumuskan dan mencapai kata sepakat, yakni diantaranya, rancangan AD/ART Oi, Ketua Oi sementara, dan Oi disepakati sebagai organisasi massa yang independen yang berbasis penggemar Iwan Fals, lahir di Desa Leuwinanggung, Cimanggis, Bogor-Jawa Barat.

Dengan lahirnya Oi ini Iwan Fals merealisasikan niat “berjamaah”-nya, seperti yang diungkapkannya “Dunia ekspresi itu bisa sangat liar, sementara dengan mendirikan yayasan dan Oi adalah bagian dari kesadaranku untuk berjamaah. Mimpinya sih aku kepengin lewat lembaga yang dibentuk bersama ini menjadi benteng moral dikemudian hari, insya Allah bisa terlaksana, doakan saja deh”.
Hal di atas merupakan komentar Iwan Fals ketika ditanya tentang maksud dan tujuan pendiri YOI dan Organisasi Oi saat silaturahmi 1999. Tanggal 16 Agustus 1999 dicatat sebagai hari jadinya Oi atau hari lahirnya Oi. Oi berazas Pancasila, dengan tujuan pokoknya yaitu pemberdayaan penggemar Iwan Fals. Dengan ditetapkannya Oi sebagai organisasi massa maka Oi akan mempunyai dasar hukum tersendiri dan memiliki akte notaris. Organisasi Oi secara nasional telah dibuatkan akta pendiriannya oleh Badan Pengurus Pusat (BPP) dihadapan Rawat Erawadi, SH. Notaris di Jakarta dengan akta pendirian Nomor : 2 pada tanggal 13 Juni 2000.

Para penggemar dalam hal ini yang tergabung dalam ormas Oi, terhitung sejak Iwan Fals muncul dipentas musik Indonesia sampai Agustus 1999, sebanyak 16 juta orang. Jumlah tersebut dipastikan penggemar yang betul-betul fanatik kepada Iwan Fals, belum dengan orang yang bersimpati atau penggemar Iwan Fals yang belum mendaftar menjadi anggota Oi. Jumlah kelompok penggemar di Indonesia yang terdaftar resmi berdiri di YOI adalah sebanyak 210 kelompok Oi yang ada 23 provinsi di Indonesia. Berikut 12 besar kelompok Oi yang ada di kota provinsi. Data ini sekaligus menunjukkan bahwa ditempat atau di kota inilah massa atau basis Iwan Fals berada yaitu :
Jakarta Selatan 28 Kelompok Oi, Depok 19 Kelompok Oi, Jakarta Timur 18 Kelompok Oi, Jakarta Pusat 14 Kelompok Oi, Bandung 12 Kelompok Oi, Bekasi 11 Kelompok O, Jawa Tengah 11 Kelompok Oi, Jakarta Barat 10 Kelompok Oi, Jawa Timur 8 Kelompok Oi, Sulawesi Selatan 8 Kelompok Oi, Lampung 8 Kelompok Oi, Bogor 8 Kelompok Oi.

Satu tahun berikutnya baru terlaksana Musyawarah Nasional (MUNAS) Oi yang pertama kalinya, yaitu tepatnya pada tanggal 16-19 April 2000 bertempat di Desa Leuwinanggung, Cimanggis, Depok, Bogor-Jawa Barat. Adapun peserta Musyawarah Nasional (MUNAS) yang datang dari berbagai provinsi di Indonesia sekitar 1000 orang, terpilih Iip Ranupane dari BPK Oi Jambi sebagai Ketua Umum, namun hanya bertahan 7 bulan dikarenakan belum adanya kejelasan arah organisasi.
Indra Bonaparte diganti melalui Musyawarah Luar Biasa (MUNASLUB) 26 Maret 2001 di Depok dan terpilih orang-orang yang duduk di kepengurusan Badan Pengurus Pusat (BPP Oi) periode 2001-2003, yakni Ketua Umum yaitu Pudji Pamungkas, Wakil Ketua yaitu M. Herry Yudharsa, Sekretaris Jendral (Sekjen) yaitu Ainu Rofiq, Ketua Departemen Keorganisasian yaitu Alfira, Ketua Departemen Ekonomi dan Keuangan yaitu Awalu, Ketua Sumber Daya Manusia yaitu Heri Hermansyah, Ketua Departemen Kemasyarakatan yaitu Ida Kosasih. Pada masa kepemimpinan Pudji Pamungkas diadakan penataan organisasi yang lebih serius dengan membagi empat departemen.
Diantaranya adalah : Departemen Ekonomi Keuangan, Departemen Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), kemasyarakatan dan Departemen Organisasi. Idealnya pengurus Oi sendiri menginginkan pemberdayaan anggota Oi karena dari sisi SDM-nya cukup banyak anggota Oi yang berkualitas dibidangnya masing-masing dari segi profesi, banyak dari mereka yang berperan sebagai dokter, ABRI, musisi, pengacara, insinyur, pengusaha dan mereka adalah penggemar berat Iwan Fals. Oi sebagai organisasi telah mempunyai kantor di 78 kota dari 23 provinsi di Indonesia dan awal mula kantor pusatnya berada di rumah Iwan Fals sendiri di Desa Leuwinanggung, namun pada tanggal 14 Mei 2001 akhirnya kegiatan Oi tidak lagi secara sentralisasi namun desentralisasi secara mendalam.

Struktur kepengurusan Oi dari Pusat hingga daerah terdiri dari Badan Pengurus Pusat (BPP), Badan Pengurus Kota (BPK), dan Badan Pengurus Kelompok (BPKel), dan untuk Badan Pengurus Kelompok misalnya diidentikkan dengan nama judul lagu, atau bagian dari syair-syair yang pernah dialbumkan Iwan Fals. Kepengurusan Pudji Pamungkas hanya bertahan selama 7 bulan kemudian diteruskan oleh Heri, demikian halnya sebelumnya kepengurusan Heri juga hanya bertahan 3 bulan, melalui sikap mosi tidak percaya dari Badan Pengurus Kota (BPK) karena dianggap tidak bertanggung jawab terhadap dana organisasi. Organisasi Oi mengalami kevakuman selama 6 bulan, atas inisiatif dari BPK se-JABOTABEK maka dibentuklah Forum Kota Oi (FORKOI) yang anggotanya adalah Alhafidz Rana (Kabupaten Bogor), Warsito (Jakarta Selatan), Choerudin ( Depok), Deni (Jakarta Timur), Ruswendi ( Jakarta Barat), Acil (Tanggerang), dan Ozon (Bandung) yang melakukan tugas-tugas badan pekerja untuk menyusun kembali kepengurusan pusat yang vakum.

Pada Munas II Oi yang diselenggarakan pada tanggal 10-11 Oktober 2003 di Palembang terpilih sebagai ketua umumnya yaitu Digo Dzulkifli (Periode 2003-2006) yang merupakan gitaris Iwan Fals, yang pernah menjabat sebagai Ketua BPK Bandung periode pertama. Ditangan ketua umum baru Digo Dzulkifli, organisasi Oi melakukan beberapa langkah-langkah dengan cara pemutihan dalam organisasi.

Pemutihan organisasi ditujukan untuk anggota kelompok, hanya individu atau anggota kelompok yang telah melakukan registrasi ulang yang disebut anggota terdaftar. Ini dimaksudkan untuk mendapatkan database yang mutakhir dari anggota yang ada untuk memudahkan pendataan organisasi. hal tersebut dilakukan dengan tujuan anggota Oi dapat menghidupi dirinya sendiri dan organisasi, berdiri mandiri dengan memberdayakan dirinya baik mulai dari Badan Pengurus Pusat (BPP), Badan Pengurus Kota (BPK), maupun Badan Pengurus Kelompok (BPKel). Langkah-langkah dalam pemutihan tersebut adalah : dengan melakukan pembenahan internal organisasi dari Badan Pengurus Pusat (BPP), Badan Pengurus Kota (BPK), hingga Badan Pengurus Kelompok (BPKel) yang bersentuhan langsung dengan anggota Oi. Program pertama kepengurusan ini adalah menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) untuk pertama kalinya pada tanggal 24 Januari 2004, bertempat di pantai Anyer, Jawa Barat, dengan agenda acara sosialisasi Kartu Tanda Anggota (KTA), sebagai tindak lanjut pemutihan, adalah pemberian Surat Keputusan (SK) kepada 23 Badan Pengurus Kota yang ada.

Oi sebagai organisasi massa menyadari akan tantangan yang dihadapi di masa yang akan datang, membutuhkan pemberdayaan-pemberdayaan terhadap anggotanya dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri, dengan slogan SOPAN 9 (Seni- Sosial Budaya, Olahraga, Pendidikan dan Kepustakaan, Agama dan Niaga) agar organisasi yang mengakar dari akar rumput masyarakat bawah (grass root) dapat tumbuh dan menjadi kekuatan yang sinergis. Langkah selanjutnya dalam perjalanan Oi juga terbit secara berkala bulletin “TablOi” (Tabloid Oi), yang tujuannya adalah sebagai media informasi, komunikasi, transformasi pemikiran, asah pikir, antar Badan Pengurus Kota (BPK) dan Badan Pengurus Kelompok (BPKel) dengan materi-materi yang berkaitan dengan SOPAN, informasi-informasi terbaru yang actual dan pesan-pesan terbaru Iwan Fals kepada para anggota Oi. TablOi ini hanya terbit 2 edisi karena masalah pemasaran dan manajemen yang tak terkendali sehingga dana operasional untuk terbit tidak terkumpul kembali.

Disamping itu setiap satu tahun sekali kegiatan rutunitas Oi mengadakan peringatan berdirinya Oi juga mengadakan Jambore Oi, dalam kegiatan ini program pilat SOPAN diperlombakan dalam rangkaian kegiatan tersebut. Adapun peserta Jambore Oi itu sendiri adalah seluruh delegasi dari Badan Pengurus Kota dan Badan Pengurus Kelompok.

Ditengah arus informasi yang begitu cepat lewat kemajuan sains teknologi, dibawah kepemimpinan Digo Dzulkifli ini, Oi mempunyai alternatif-alternatif untuk menjembatani agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penerimaan informasi antar anggota dan para pengurusnya sendiri. Badan Pengurus Pusat (BPP) Badan Pengurus Kota (BPK), serta Badan Pengurus Kelompok (BPKel) mengambil jalan tengah dengan membuat website : http//www.bersatulah.org sebagai media transformasi, informasi, pemberdayaan serta dinamika organisasi Oi di dunia maya.
Sedangkan untuk menyikapi dan mengetahui perkembangan informasi di berbagai media massa dan politik di Indonesia yang ada, agar tidak menjadi bimbang dan ragu, maka untuk memperoleh validitas informasi atas berbagai fenomena serta persoalan yang terjadi di Indonesia secara umum, BPP Oi bekerja sama dengan Iwan Fals Manajemen (IFM) membangun opini bagi masyarakat dan anggota Oi pada khususnya sebagai bentuk wujud kongkrit pemberdayaan anggota Oi dibidang pendidikan dan kepustakaan.

Acara yang menjadi rutinitas ini diberi nama, “Obrolan atas Pikiran dan Nurani di Rumah Iwan Fals” (Opini RI). Dengan mengundang pembicara-pembicara yang ahli dimasing-masing bidang. Seperti yang pernah diundang dalam acara tersebut Hermawan Sulistiyono, Ibu Suciwati (istri dari pahlawan HAM Munir almarhum), Bapak Juanda pengamat intelligent Indonesia, Iwan Fals itu sendiri, artis-artis dan masih banyak pembicara-pembicara lainnya. Acara tersebut kemudian mendapat respon baik dari Iwan Fals Manajemen(IFM) maupun dari internal para anggota Oi sendiri.

Dalam proses perjalanannya organisasi Oi mengalami pertambahan kelompok, yakni pada periode 2003-2006 sebanyak 101 Badan Pengurus Kota (BPK) dengan termasuk di luar negeri, yakni BPK Intifals di Johor, Malaysia. Jumlah anggota Oi menurut Badan pengurus Pusat (BPP) berdasarkan jumlah Kartu Tanda Anggota (KTA) yang dikeluarkan sebanyak 300 kepada 102 BPK se-Indonesia, jumlah totalnya sekitar 30.600 anggota. sedangkan berdasarkan penelitian dari Yayasan Soekarno, Jakarta untuk kepentingan pemilih pemula yang dilakukan pada penggemar Iwan Fals yang datangh pada Konser 100 kota, penggemar Iwan Fals ada kurang lebih 20 juta, jumlah ini belum termasuk penggemar Iwan Fals yang tidak menonton dan yang berada di luar negeri seperti di Jepang, Malaysia, Boston-Amerika Serikat, dan Arab.

Source : http://oiiwanfals1910.blogspot.co.id/2014/01/asal-mula-lahirnya-oi.html

Guthrie Govan and The Aristocrats Announce India Tour

Jazz rock trio The Aristocrats have announced four shows in India in September this year. The English band will play Kolkata, Mumbai, Bengaluru, New Delhi on September 12th, 14th, 16th and 18th respectively as part of their Tres Caballeros Austral Asian Tour 2016.
The Aristocrats first announced their AustralAsia tour in January this year with [then-tentative] shows in India, Japan and China to promote their third studio album Tres Caballeroswhich released last year. Apart from [the] UK guitarist and instructor Govan, the trio comprises American bassist Bryan Beller [also known for his work with guitar virtuosos Joe Satriani and Steve Vai, and frontman James LaBrie of prog metal band Dream Theater] and German drummer Marco Minnemann [who is also a regular performer with Joe Satriani].
Although several promoters were interested, Delhi-based event firm Up Your Arts [led by organizer Karan Mehta, also part of prog metal band Colossal Figures] and Bengaluru club venue The Humming Tree picked up the deal after the band appealed to the “good people of India” in a Facebook post to connect the band to promoters.
This will be Govan’s second trip to India, the first being in May 2010 when he toured and hosted guitar clinics in Mumbai and Chennai. He and Minnemann most recently collaborated with prog artist Steven Wilson [who will also be performing in India later this year] on his 2015 release Hand. Cannot. Erase.



The Aristocrats will tour India on the following dates. Click through for more details on ticket sales in each city.
September 12th, TBC, Kolkata
September 14th, The Humming Tree, Bengaluru
September 16th, Sitara Studio, Mumbai
September 18th, Hard Rock Cafe, New Delhi

Hiromi The Trio Project sensational performance Live at Motion Blue Jakarta

Hiromi Uehara is an international award winning jazz composer and pianist from Japan.

Watch Hiromi The Trio Project Ft. Anthony Jackson and Simon Phillips sensational performance Live at Motion Blue Jakarta on August 23rd, 24th, & 25th, 2016 and witness the latest evolution in piano. @motionbluejkt






Tickets www.hiromimbjkt.com

LIGRO Release Dictionary 3

After a nearly three-year absence, Indonesian jazz and fusion guitarist etraordinaire, Agam Hamzah, and his scintillating power trio make a powerful return to the spotlight with guns blazing! Ligro's Dictionary 3 makes good on all of the promise suggested by their 2012 international debut on MoonJune Records, Dictionary 2 – finding the group in commanding form, delivering a soulful, ambitious effort that rocks with brute force and conviction.
Featuring a special guest appearance by the young Indonesian jazz keyboard prodigy, Ade Irawan (who is now based in Los Angeles, and was 18-years-old at the time of the recording), the album ventures to domains which highlight the amazing versatility, depth and unbridled sense of adventure that has become this multifaceted group's trademark.

Highlighted by the sometimes-explosive, sometimes-syncopated, but always highly engaging rhythms of renowned players, master bassist, Adi Darmawan -- one of the Indonesia's busiest and most in-demand bass players -- and legendary drummer, Gusti Hendy (of the Indonesian mega pop-rock sensation Gigi), Dictionary 3 sees the band propelling each other to new musical heights, as they embark on a fresh journey that probes previously unexplored sonic terrain while keeping the accelerater mashed down to the floorboard!


TRACKS
  • 1. Bliker 4 (14:46) 
  • 2. Pentagonal Crisis (15:11) 
  • 3. Tragic Hero (13:50) 
  • 4. 20th Century Colosseum (11:40) 
  • 5. Lonely Planet (8:22)5. Bliker 3 (10:55)

PERSONNEL
  • AGAM HAMZAH: guitar Spacer 
  • ADI DARMAWAN: bass guitar Spacer 
  • GUSTI HENDY: drums 
  • with Special Guest Spacer ADE M. IRAWAN: piano (Track 1)
PRODUCTION 
All songs arranged by Ligro.
Mixed and mastered by Mark Wingfield.
Produced by Ligro.
Executive Producer: Gusti Hendy 
International Release Executive Production by Leonardo Pavkovic, for MoonJune Records.

Jazz Market by The Sea 2016

Jazz Market by The Sea, a three-day cultural festival, returns for its 6th year.  Set in a beautiful garden by the sea, and celebrated in conjunction with Indonesia’s Independence weekend, the event will take place from Friday, 19th - Sunday, 21st August at Taman Bhagawan, Tanjung Benoa, Bali. With music performances infused with the creative collaboration and improvisation of traditional Indonesian and Jazz music, vibrant market stalls showcasing local arts & crafts, a wide range of mouth watering food stalls, and other many other festivities, the event will run from 2PM to 11PM for three consecutive days.

With its Clothing The Nation theme, this year’s Jazz Market will continue its colourful celebration of all things Indonesian, by introducing a fashionable heritage element. As clothing and textiles are a core part of our cultural fabric throughout the Indonesian archipelago, Jazz Market by the Sea will this year celebrate this key part of our nation’s identity. The event will showcase the diversity of Indonesian textiles, clothing, and the evolution of our customs. It will include both traditional and modern styles, through fashion shows for young designer labels, classes for Batik making, weaving, embroidery, jewellery making, as well as educational textiles and fashion related workshops.
Proud to be Indonesian, Jazz Market by the Sea aims to promote growing Indonesian musical talents by capturing the free spirit and spontaneity of Jazz. Famous for its unique and legendary performers, this year’s talents that will rock the stage, include artists such as KLA Project, White Shoes & The Couple Company, Dialog Dini Hari and Lisa Soul, as well as local favourites with the likes of The Blessing Child, Rockabilly Mob, Fendy Trio, Sound of Mine, 4units, Sunday Jam, Erik Sondhy, and Gypsy Jazz.



The Market concept is inspired by the traditional ‘pasar seni’ in Bali, where the local community comes together in a colourful market environment, full of hustle and bustle and bargain opportunities. This year will see more than 80 carefully curated market stalls, featuring stroll-around traditional cuisine, refreshing beverages, handicrafts, amusements and plenty of engaging activities for children with face painting, petting zoo and many many more.
Media opportunities will include event/performance photos, on-site interviews with guests, and private interviews with the musicians, fashion designers and artists, amongst others. The events at Taman Bhagawan’s Jazz Market will include:

Friday, 19 August 2016
On both Friday and Saturday you will be able to participate in a batik workshop to enrich your knowledge of Indonesian heritage. Each day, there will be textile showcases from Jogjakarta, Solo, Jepara, Banyuwangi and Bali, at the Kain Pavilion in Joglo Agung. The main stage will open at 5pm featuring school performances with a cultural  parade. With an “Indie” take for the day, you will see some Indie talents such as Angga 432 with their blues influences, British pop inspired band – Zat Kimia, White shoes & The Couple Company, and Dialog Dini Hari.

Saturday, 20 August 2016
Saturday will see a Jamu making workshop, while a fashion show at the Kain Pavilion in Joglo Agung, will feature modern batik styles. A theatrical performance “wayang manusia” will be shown by the dramatic Institute Seni Indonesia (ISI) Bali and Jogjakarta. Up and coming talents Fendy Trio, Sound of Mine and 4units will be on stage and the one and only KLA Project will close out the night.

Sunday, 21 August 2016
Music by kids will bring smiles for the day, along with the Sunday Jam’s worship band. This day will see a further Jamu workshop, costume parades and a grand fashion show. Eric Sondhy, who recorded music at Abbey Road, will jazz the day with his Latin style.  You’ll also see performances by Sunday Jam, Gypsy Jazz and the wonderful vocals of Lisa Soul.
Be sure to be part of this community based annual cultural event, where colourful music comes together with a lively market in a beautiful beach front setting.

Boyz II Men Ready To Entertain Prambanan Jazz 2016

Grammy Award-winning four trophies and winner of nine American Music Award (AMA), Boyz II Men will present at the 2016 Jazz Hits Indihome Prambanan maker dozens of songs will be a concert on the stage of special show on August 20th. In addition to Boyz II Men, attended also Rick Price, world musician singer of hits heaven knows and If You’re My Baby’s.

” Wait also surprises from us. Right now we are negotiating with the world jazz legend artist agent. Hopefully deal and devastating game of the artist can be enjoyed live by music lovers in this music festival, ” said CEO Rajawali Indonesia Communication, Anas Syahrul Alimi in a statement to reporters, Wednesday (03/30/2016).
For the concept, he said, will be packaged differently than hosting Prambanan Jazz last year. For this year there will be two major stage in venues venue Brahma and Vishnu. Brahma venue for performances and special shows Vishnu venue for the festival show.

” It would be a great job to make the Jazz Festival in Yogyakarta in 2 days. But we all will do our best to satisfy connoisseurs of music concerts in Yogyakarta and surrounding areas. We Rajawali Indonesia Communication is committed to create a masterpiece in a magnificent concert and Prambanan great as this, ” said Anas.
Meanwhile, Project Director of this event, Bakkar Wibowo, said that Yogyakarta has been known for keistmewaan culture that spread in every corner of the city.



” Yogyakarta was a memorable and we want to build a part of those memories into something special with a musical performance open space, in a place that is so special with the audience and musical performances special, ” he said.
Bakkar explained in this festival it will present an expo and a food bazaar with a very comfortable place. Expected, he said, the audience can leisurely enjoy the sunset sun and the beauty of Prambanan temple in the afternoon while enjoying quality music and feast on culinary, culinary choice.
Meanwhile, yaaro Hulu, Deputy EVP Telkom Regional IV and Firmansyah, Telkom GM Yogyakarta, said the involvement of the festival it is considered very important. ” This is a form of our commitment to participate in the success of the national tourism agenda and as a form of our service to be the best for our customers, ” said yaaro.

Indihome Prambanan Jazz 2016’ will provide the festival area entrance ticket for Rp 200,000, – for a one-day festival. Then for a season ticket for 2 days worth USD 300,000. As for the admission special performances Special Show on day 1, for the Platinum class for Rp 1,500,000; Gold USD 750,000; and Silver Rp 400,000. For Day 2 Platinum Special Show ticket Rp 800,000; Gold USD 500,000; and Silver Rp 250,000.
The promoter will provide also a special class tickets (limited) ie Diamond tickets by ordering direct (on-call). Tickets can be obtained online later in www.tiketapasaja.com or can be obtained at the ticket box Sate in Africa Jl. Tajem Maguwoharjo Raya Yogyakarta.

Bali International Guitar Festival 2016

Balawan sebagai salah satu gitaris yang sangat konsisten mengangkat konten budaya “Bali” di hampir setiap lagu-lagunya dan acap kali mendapat undangan perform di berbagai negara akhirnya memiliki sebuah keinginan untuk membuat sebuah acara yang mengangkat tema “culture exchange” yang tentunya event tersebut bertaraf internasional dalam upaya untuk memperkenalkan budaya indonesia kepada dunia luar secara lebih luas dengan cara mengundang beberapa gitaris dari negara lain.
Sebuah keinginan yang tentunya sudah seharusnya mendapat support dari berbagai pihak baik pemerintah daerah maupun pusat, akhirnya keinginan tersebut bisa terealisasi di tanggal 27 Juni 2016 diadakanlah “Bali International Guitar Festival” yang sebenarnya acara dengan konsep seperti ini telah dicoba dilakukan di 2 tahun sebelumnya namun pihak panitia dan Balawan sendiri mengakui bahwa event yang sekarang ini dianggap sebagai event Perdana yang nantinya akan dilakukan secara rutin setiap tahun.



Mengangkat konsep “Solo Guitar” tanpa menggunakan minus one ataupun musik iringan memang sebuah pertunjukan yang jarang sekali bisa dinikmati mengingat betapa minimnya gitaris di indonesia pada khususnya yang concern melakukan pertunjukan dengan konsep seperti ini. Dalam konser kali ini Balawan memberikan space kepada beberapa gitaris indonesia dan luar untuk bisa perform menampilkan komposisi-komposisi yang mengangkat konten lokal ke dalam format solo gitar dan mereka adalah :
  • Sahabhiseka   (Bali)
  • Lukita Wiweka  (Yogya & Bali)
  • Suradipa  (Lombok)
  • Paul Van Schagen  (Belanda)
  • Jubing Kristianto  (Jakarta)
  • Adolfo Timuat  (Spanyol)
  • Balawan  (Bali)
Acara yang di support sepenuhnya oleh Pesta Kesenian Bali, Kementrian Pariwisata Indonesia dan Bali Guitar Club ini bisa dikatakan sukses dan mendapat respon sangat positif dari semua penonton yang hadir dan diharapkan acara seperti ini akan menjadi agenda tetap di “Pesta Kesenian Bali” di tahun-tahun berikutnya.

Ubud Village Jazz Festival 2016

Satu event berskala internasional yang akan membuat hangat suasana musik di Bali hadir kembali dengan talent papan atasnya.
  • Ubud villages Jazz Festival yang akan diselenggarakan pada tanggal 12 dan 13 Agustus berlokasi di ARMA Ubud Bali.
Untuk Ubud Village Jazz Festival yang cukup menyedot perhatian para penikmat musik jazz sebelumnya telah mengadakan pre event yang diadakan di beberapa lokasi seperti BRIDGES BALI Ubud, TANJUNG SARI Sanur, CASALUNA Ubud, ROYAL TULIP VISESA Ubud, WARUNG MADE Seminyak, SOUL IN A BOWL Sanur, DOUBLE SIX ROOFTOP Kuta, VINCENT’s Candidasa, and RYOSHI Seminyak.
Tidak tanggung-tanggung akan menghadirkan begitu banyak musisi Jazz berkelas internasional seperti :
Peter Bernstein, Reuben Rogers, Margie Segers, The Daunas, Oele Pattiselano, East West Jazz Ensemble feat Gregory Gainair, Piotr Orzechowski, JoyFe Jazz Quintet, Salamander Big Band, Sandy Winarta, Nita Aartsen & Jean Sebastien, Bali Gypsy Fire, Ian Scionti Trio, dan masih banyak lagi musisi Jazz papan atas yang akan menyajikan suguhan musik berkelas dan tentunya dengan venue yang disetting nyaman untuk para audience yang akan menikmati sajian berkelas ini.



Pengen tahu lebih jauh tentang apa dan bagaimana Ubud village Jazz Festival ini silahkan mengunjungi website resminya http://www.ubudvillagejazzfestival.com

Sanur Village Festival 2016

Sanur Village Festival kembali hadir di tengah-tengah kita yang akan diselenggarakan pada tanggal 24-28 Agustus 2016. Berbagai aneka lomba dan kegiatan yang akan diadakan seperti Tennis Tournament, Bali International Triathlon, Photography Contest & Exhibition, Village Cycling Tour, Sanur Creative Expo, Beach Clean Up dan masih banyak lagi agenda yang telah disiapkan oleh panitia di event akbar ini.
Mengangkat tema “Tat Twam Asi” The New Spirit of Heritage dimana Tat Twam Asi ini memiliki arti saya adalah kamu dan kamu adalah saya.
Selain agenda dan aneka kegiatan seperti yang telah dipaparkan di atas tentu saja event ini akan menampilkan juga musisi-musisi papan atas Indonesia.
Gus Teja akan Special performance on the Opening of the 11th Sanur Village Festival, August 24th. 2016



Sementara Jadwal headliners Sanfest 2016 adalah :
24 Aug :
Indra Lesmana Dewa Budjana Project
feat Penggak Men Mersi & Eva Celia
25 Aug :
Barasuara
26 Aug :
Rio Sidik Quintet
feat Dias
27 Aug :
Sandhy Sondoro feat Mostly Jazz Group
28 Aug :
Glenn Fredly & The Bakuucakar

Kategori

Kategori